“Pendidikan Budi Pekerti berarti pembelajaran tentang batin dan lahir. Pembelajaran batin bersumber pada “Tri Sakti”, yaitu: cipta (pikiran), rasa, dan karsa (kemauan), sedangkan pembelajaran lahir yang akan menghasilkan tenaga/perbuatan. Pembelajaran budi pekerti adalah pembelajaran jiwa manusia secara holistik. Hasil dari pembelajaran budi pekerti adalah bersatunya budi (gerak pikiran, perasaan, kemauan) sehingga menimbulkan tenaga (pekerti). Kebersihan budi adalah bersatunya cipta, rasa, dan karsa yang terwujud dalam tajamnya pikiran, halusnya rasa, kuatnya kemauan yang membawa pada kebijaksanaan.”
Menurut Ki Hajar Dewantara, pengajaran budi pekerti tidak lain adalah menyokong perkembangan hidup anak-anak lahir dan batin, dari sifat kodrati menuju arah peradaban dalam sifatnya yang umum. Pengajaran ini berlangsung sejak anak-anak hingga dewasa dengan memperhatikan tingkatan perkembangan jiwa mereka (Ki Hajar Dewantara dalam Mustofa, 2011).
Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.
- Memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi (kesadaran diri)
- Menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri)
- Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)
- Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan membangun relasi)
- Membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)
Pembelajaran Berdiferensiasi saya ulas pada link : Pembelajaran berdiferensiasi
B. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam aksi nyata ini adalah :
- Mampu menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan Pendidikan Sossial Emosinal
- Mampu mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi dan Pendidikan sosial emosional.
C. HASIL YANG INGIN DICAPAI
Adapun hasil yang ingin dicapai yaitu :
- Penerapan Rencana Proses Pembelajaran berdiferensiasi dan Pendidikan Sossial Emosinal di dalam kelas.
- Integrasi pembelajaran berdiferensiasi dan Pendidikan sosial emosional dengan teknik teknik yang ada.
D. TINDKAN/LINI MASA
1. Memilih strategi Berdiferensiasi dan Integrasi Pendidikan sosial emosional.
Strategi berdiferensiasi dengan berdiferensiasi Konten, berdiferensiasi Proses dan berdiferensiasi Produk.
Implementasi Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) dapat dilakukan dengan 4 cara:
- Mengajarkan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) secara spesifik dan eksplisit
- Mengintegrasikan Kompetensi Sosial Emosional (KSE) ke dalam praktik mengajar guru dan gaya interaksi dengan murid
- Mengubah kebijakan dan ekspektasi sekolah terhadap murid
- Mempengaruhi pola pikir murid tentang persepsi diri, orang lain dan lingkungan.
Pendekatan SEL yang efektif seringkali menggabungkan empat elemen yang diwakili oleh akronim SAFE :
- Sequential/berurutan: Aktivitas yang terhubung dan terkoordinasi untuk mendorong pengembangan keterampilan
- Active/aktif: bentuk Pembelajaran Aktif yang melibatkan murid untuk menguasai keterampilan dan sikap baru
- Focused/fokus: ada unsur pengembangan keterampilan sosial maupun personal
- Explicit/eksplisit: tertuju pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional tertentu secara eksplisit.
2. Menyusun RPP Berdiferensiasi dan PSE
3. Melaksanakan Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pendidikan Sosial emosional
4. Melakukan Refleksi
Harus sering berlatih menerapkan pembelajaran diferensiasi dan KSE dalam setiap KBM dan diharapkan kebutuhan siswa akan belajar dapat terpenuhi dengan baik.
E. DOKUMENTASI
Rencana Proses Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pendidikan Sosial Emosional.
Video proses Pembelajaran berdiferensiasi dan PSE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar